Mengembang biakan Corn snake
Corn snake sudah terkenal dengan ukuran tubuhnya yang imut, sisik
yang cantik dan berwarna-warni. Ular manis yang satu ini sangat digemari
oleh berbagai kalangan, bahkan tak jarang mereka yang tidak menyukai
ular akan merasa gemas pada simungil ini.
Corn snake di Indonesia bukan binatang eksotis yang umum dengan
pasaran yang masih lumayan tinggi, sehingga timbulah dari beberapa
hobbyist keinginan untuk mengembang biakan ular koleksi mereka.
Mengembang biakan corn snake termasuk hal yang sangat mudah dibanding
dengan pengembang biakan ular jenis lain seperti boa constrictor. Akan
tetapi, sebelum kita melangkah jauh pada topik mengemang biakan corn
snake, ada hal-hal penting yang harus dipertimbangkan dengan matang.
Apakah anda benar-benar ingin mengembang biakan corn snake anda?
- Akan dikemanakan bayi-bayi corn snake anda setelah menetas?
Apakah anda akan menjualnya? Jika benar apakah anda telah memiliki
pasaran untuk menjualnya? Jika tidak mungkin anda akan bangkrut dengan
biaya bulanan yang semakin membengkak dari waktu ke waktu, tidak
mustahil anda akan menjual bayi anda dengan harga yang sangat murah pada
akhirnya.
- Apakah anda sudah siap untuk memelihara sejumlah besar ular-ular
yang akan anda miliki? Harus diingat bahwa tanggung jawab anda akan
semakin besar dengan jumlah ular yang meningkat pesat, membersihkan
begitu banyak kandang akan sangat melelahkan dan mungkin anda akan
merasa bosan dalam beberapa waktu.
- Apakah anda sudah menyiapkan dana untuk pakan dan kandang? Seekor
corn snake betina biasanya dapat menetaskan telur hingga 15 ekor,
bayi-bayi tersebut akan melahap kurang lebih 30 bayi tikus putih
(pinkies) setiap minggunya. Sedangkan bayi tikus putih sangat sulit
didapat dipasaran, jangankan 30 ekor perminggu, terkadang mencari lima
ekorpun sudah sangat sulit.
- Apakah anda siap mempertaruhkan nyawa corn snake anda? Mengawinkan corn snake memiliki beberapa resiko yang anda harus pahami.
Resiko dalam perkawinan dua induk corn snake:
- Dystocia: lebih dikenal dengan egg-binding, ini
merupakan proses bertelur yang tidak normal. Ketika bertelur induk
betina membutuhkan energi yang sangat banyak. Jika keadaan induk betina
tidak prima, bisa dipastikan akan berbahaya bagi kesehatannya dan dapat
menyebabkan kematian.
- Transfer Disease: Dalam perkawinan dua induk tidak
jarang terjadi pemindahan penyakit antara keduanya. Terkadang ular
membawa pathogen yang tidak berbahaya bagi dirinya tapi dapat
membahayakan ular lain.
- Kanibalisme: Walau sangat jarang terjadi, salah satu induk mungkin membunuh dan memakan induk lainnya.
Bukanlah maksud hati untuk mengurungkan niat anda, tapi anda harus
sadari bahwa anda akan memiliki tanggung jawab yang lumayan besar
bersamaan dengan berkembangnya koleksi anda nanti.
Jika anda masih bersikeras untuk mengembang biakan corn snake anda, silahkan membaca lebih lanjut.
Tahap-Tahap Breeding Corn Snake
1. Pre-Breeding Conditions:
Yang perlu anda ingat sebelum anda memulai adalah memastikan kedua
ular induk dalam kondisi prima, tidak sakit dengan berat badan yang
sesuai. Kondisi kesehatan yang kurang baik pada induk bisa menimbulkan
komplikasi pada induk betina dan telur-terlunya. Terlebih lagi jika anda
meletakkan ular yang sakit pada masa hibernasi kondisi ular akan sangat
cepat memburuk dan bisa berakibat fatal. Induk betina dengan kondisi
tidak sehat sering ditemukan mati pada masa kehamilan atau masa
bertelur.
Timbanglah Ular: Sebelum memulai proses
hibernasi, timbanglah ular terlebih dahulu karena ular akan mengalami
pengurangan berat badan hingga beberapa gram.
Over Feeding: Anda bisa memberinya makanan
dengan ukuran lebih besar daripada biasanya dan lebih sering. Lakukan
“over feeding” ini dalam waktu kurang lebih enam bulan sebelum
hibernasi.
Kosongkan perut ular: Sebelum anda memulai proses hibernasi, pastikan bahwa perut kedua induk ular dalam keadaan kosong.
2. Brumation:
Corn snake adalah reptil yang berasal dari Negara dengan empat musim,
salah satu hal yang pasti dilakukan corn snake selama musim dingin
adalah hibernasi, istilah hibenarsi untuk reptil lebih tepat disebut
dengan “Brumation”. Waktu yang terbaik adalah setelah musim hibernasi,
tentu saja awal spring. Tapi berhubung Indonesia hanya memiliki dua
iklim anda dapat memanipulasi brumation ini dengan permainan suhu.
Beberapa breeder reptile tidak melakukan brumation atau menghibernasikan
hewan mereka sebelum proses perkawinan. Tapi sangat dianjurkan untuk
melakukan brumation karena pada spesies tertentu, induk pria yang telah
menjalani proses penurunan suhu lebih fertil (subur) dari pada ular yang
tidak menjalani proses penurunan suhu, begitu pula pada induk betina
yang telah mengalami proses penurunan suhu mampu memproduksi telur yang
lebih baik dari pada yang tidak
Pre Cooling
Pre Cooling adalah penurusan suhu berkala untuk proses
brumation hingga suhu 50F/32C selama satu bulan. Proses penurunan suhu
ini akan memakan waktu 2,5 hingga 3 bulan
- Aturlah suhu Pre Cooling sekitar 65F/47C s/d 70F/52C kurang lebih selama lima hingga tujuh hari.
- Kemudian aturlah suhu diantara 55F/37C hingga 60F/42C selama sekitar satu bulan.
- Atur kembali suhu 50F/32C dalam jangka waktu satu hingga dua bulan
Pengurangan suhu yang secara perlahan tersebut sangat diperlukan
untuk menghindari kejutan suhu pada tubuh ular untuk proses brumation.
Tanpa proses penurunan suhu yang berskala dan tepat dapat mengakibatkan
banyak komplikasi pada induk ular.
After Cooling:
Setelah suhu kandang munurun hingga 50F selama satu bulan, anda harus
kembali menaikan suhu dengan tahapan terbalik. Atur suhu pada 65F-70F
kurang lebih 5 hingga 7 hari, lalu naikan suhu kandang kembali pada
keadaan normal seperti biasanya. Biarkan ular pada suhu normal selama
dua hingga tiga hari lalu berilah makan dalam jumlah kecil. Lima hari
kemudian anda bisa mulai memberi makan ular anda dalam jumlah dan jadwal
seperti biasanya.
3. Mempertemukan Dua Induk:
Anda memiliki dua pilihan dalam mempertemukan dua induk:
- Tunggulah hingga induk betina berganti kulit sekali setelah
brumation. Ini merupakan masa perkembang biakan yang optimal karena
sisik ular yang segar mengandung pheromones yang dapat merangsang proses
perkawinan.
- Tunggulah hingga induk betina telah 3 atau 4 kali makan setelah
brumation. Mayoritas breeder memilih cara ini karena lebih meyakinkan
sebagai tolak ukur bahwa induk betina telah benar-benar pulih dari
proses brumation.
Pertemukan kedua induk jantan dan betina pada satu kandang. Berilah
makan sesuai dengan jadwal seperti biasanya, tapi harap diingat untuk
memisahkan mereka disaat pemberian makan.
Walaupun secara umumnya proses perkawinan terjadi pada malam hari,
tak jarang kedua induk kawin setelah shedding (mengganti kulit) atau
setelah makan.
Anda bisa memisahkan kedua induk setelah beberapa kali kawin atau anda bisa menunggu hingga perut induk betina mulai membengkak.
Setelah anda melihat pembengkakan pada perut induk betina, berilah
dia pakan yang lebih sering dan lebih banyak. Hal tersebut sangat
penting untuk menjaga kesehatan induk dan telurnya karena induk yang
hamil membutuhkan asupan nutrisi yang sangat banyak. Terlebih lagi
dikarenakan induk akan mengalami banyak penurunan berat badan.
4. Betina Bertelur:
Induk betina akan bertelur sekitar 20 hingga 30 hari setelah proses
perkawinan. Dalam waktu kurang lebih satu hingga dua minggu sebelum
bertelur, induk betina akan berganti kulit, setelah pergantian kulit ini
induk betina akan berhenti makan hingga bertelur.
Pada masa optimal ini anda harus menyiapkan wadah tambahan sebagai
sarang untuk bertelur bagi induk betina. Anda bisa menggunakan ember
atau wadah silinder plastik yang cukup besar untuk induk melingkarkan
badanya seperti pada posisi mengeram. Letakan wadah tersebut didalam
kandang induk betina. Berilah lubang pada sisi ember/wadah plastik
sehingga sebagai jalan keluar masuk bagi induk. Anda nanti akan sering
melihat induk betina bersembunyi dalam sarang terserbut dan menjulurkan
kepala hingga batas lehernya saja keluar.
Isilah setengah penuh wadah sarang dengan medium atau lumut yang
lembab, biasa digunaka “peat moss”, “sphaghum moss” atau “vermiculite”.
Medium ini akan membantu telur-telur dari dehidrasi dan juga menjaga
posisi telur agar tidak bergulir ketika sang induk bergerak.
Pada umumnya induk betina akan bertelur pada wadah sarang tersebut,
tapi tak jarang induk betina bertelur pada posisi lain diluar sarang.
Jangan ganggu induk selama masa bertelur karena ini adalah masa yang
sangat stress bagi induk. Anda mungkin harus memindahkan induk sewaktu
mengambil telur, tapi biarkan si induk beristirahat selama dua hingga
tiga jam setelah dia selesai bertelur. Pada saat ini anda sebaiknya
terus memberikan induk betina dengan porsi makanan yang kecil demi
menjaga nutrisi dan staminanya.
5. Pengeraman dan Penetasan:
Pisahkan Telur: Pisahkan telur dengan induknya.
Usahakan posisi telur tetap karena kemungkinan besar embrio ular dapat
tenggelam jika anda membaliknya.
Umumnya telur akan menempel satu sama lain, perhatikan warna dan
corak dari setiap telur. Telur yang sehat memiliki warna putih bersih,
bentuknya bundar dan halus. Telur yang buruk akan tampak kekuningan dan
terasa lembab atau basah. Jika anda tidak merasa yakin dalam membedakan
antara telur yang subur dengan yang tidak, tunggulah hingga beberapa
telur membusuk. Pisahkan telur yang baik dengan yang buruk untuk
menghindari pembusukan menular. Telur yang buruk biasanya sangat mudah
untuk dipisahkan dengan telur yang lain, sedangkan telur yang baik akan
menempel erat. Jangan pernah pisahkan telur yang baik karena pasti akan
robek. Telur yang buruk kadang dapat dipisahkan dengan benang flosh yang
biasa dipakai untuk membersihkan sela gigi.
Beberapa breeder bersikeras bahwa telur yang buruk tidak membahayakan
telur yang baik, tapi tetap saja bau telur yang buruk sangat menyengat
dan tidak jarang kasus terjadi dimana telur yang buruk membusukkan semua
telur yang baik.
Inkubasi dan Medium: Anda membutuhkan inkubasi yang
dapat anda beli atau anda buat sendiri, misalnya Hovabator incubator.
Anda dapat membuat home made incubator dengan pendingin sterofom
(Styrofoam), pita pemanas dan thermostat. Apakah anda pusing
mendengarnya? Jangan kuatir karena pada kenyataannya telur dapat menetas
hampir disegala macam wadah dengan pengaturan suhu dan kelembaban yang
tepat. Menurut penelitian terkini, pengaturan suhu dapat bervariasi
sekitar 78F/60C s/d 80F/62C atau ada kalanya ditemui penetasan dengan
suhu 72F/54C s/d 90F/72. Variasi suhu yang tidak terlampau jauh dari
normal dapat menghasilkan produksi dengan jumlah rasio jenis kelamin
yang seimbang, jumlah yang lebih banyak dan hasil anakan yang lebih
kuat.
Gunakanlah medium yang dapat mempertahankan suhu dengan baik. Banyak
orang merekomendasikan “vermiculite” dan “perlite” sebagai medium
eraman. Campurkan kedua medium dengan air atau salah satunya saja juga
cukup, rasio perbandingan antara air dan medium adalah 4:3. Beberapa
breeder lebih menyukai perbandingan rasio 1:1. Pastikan saja kalau
medium eraman lembab tapi jangan terlampau basah . Wadah inkubasi anda
membutuhkan lubang ventilasi untuk pergantian udara. Anda bisa membuka
wadah saja tanpa repot-repot membuat ventilasi. Tapi dengan membuka
wadah beresiko telur anda dimakan binatang pemangsa seperti tikus.
Letakan telur pada medium, ada yang meletakkannya begitu saja ada
yang menguburkannya setengah atau tiga perempat bagian. Meletakannya
setengah terkubur akan lebih baik karena telur dalam posisi yang paling
aman. Sekali lagi, berhati-hatilah agar posisi telur tidak terbalik
waktu anda meletakannya, karena bisa menyebabkan embrio dalam telur
tenggelam.
Setelah 40 hingga 45 hari, mayoritas breeder akan menutup
telur-telurnya dengan Koran atau anduk kertas yang dibasahi sehingga
terasa lembab. Hal ini dilakukan untuk menjaga kulit telur agar tetap
lembut , sehingga penetasan akan berjalan lebih mudah bagi bayi ular.
Hal yang paling dihindari adalah kehilangan telur-telur anda setelah
proses yang begitu panjang dan lama. Jadi pastikan kalau anda mengatur
dua hal yang sangat penting dengan tepat, yaitu temperatur dan tingkat
kelembaban.
Suhu yang tinggi memang dapat mempercepat penetasan telur, tapi ini
beresiko lebih besar dalam kegagalan penetasan. Telur akan menetas
sekitar 50 hingga 55 hari.
Penetasan:
Tibalah saat yang paling ditunggu, pada hari kelima puluh biasanya bayi
ular mulai memakan cairan dalam cangkangnya lalu mulai memotong cangkang
dari dalam. Akhirnya anda dapat melihat kepala kecil mulai keluar dan
mengintip dunia untuk pertama kalinya. Inilah saat yang paling
menegangkan dan menggairahkan bagi breeder.
Bantulah bayi-bayi ular anda dengan memotong cangkang lebih lebar
sehingga mereka lebih leluasa untuk keluar. Jika dalam waktu 24 jam ada
telur yang tidak juga mau menetas, irislah cangkang dengan pisau yang
sangat tajam. Berhati-hatilah agar tidak memotong bayi ular didalamnya.
Biarkanlah ular keluar dengan sendirinya.
Ketika bayi ular telah sempurna keluar dari cangkangnya, anda bisa
mengangkatnya dan meletakkan mereka diatas handuk yang bersih agar
cairan yang menempel pada yubuh bayi ular menyerap pada handuk. Setelah
kering anda bisa mulai meletakkan mereka pada kandang-kandang yang anda
telah sediakan.
First time Feeding:
Bayi ular yang baru menetas akan mulai makan setelah pergantian kulit
yang pertama. Berilah pinkies padanya setiap tiga hingga empat hari.
Frekuensi pergantian kulit bayi corn snake memakan waktu empat hingga
lima minggu sekali. Seperti halnya ular dewasa, bayi corn snake akan
mogok makan ketika tiba saatnya untuk ganti kulit.
Jadi apakah anda sudah siap mencoba?